Minggu, 27 Maret 2011

Desa Sawarna, 18-20 Maret 2011

Note: Catper ini diceritakan oleh sahabat saya, Connie.  Atas ijinnya saya copy dengan sedikit penambahan dan pengurangan kata-kata. Thanks a lot ya Sista ...

Bermula saat wiskul ke Bogor 15 Feb 2011 yg lalu, dan berhenti di satu spot wiskul : pepes ayam Ibu Sisca, ternyata suami si empunya RM adalah seorang pecinta fotografi….Om Januar namanya. Sangat ramah, bahkan kami diperbolehkan melihat studio koleksi hasil foto beliau yang terletak di lantai bawah rumah makannya. Dari sekian koleksi foto hitam putihnya, ada beberapa spot hasil foto yang menarik, salah satunya adalah spot Sawarna. Dan akhirnya hasil dari wiskul hari itu adalah..YES, Desa Sawarna is AGers next trip destination. Tanggal sudah diputuskan : 18-20 Maret 2011 !!
Pagi-pagi dah bangun, walau sedikit letih karena sejak Senin sudah mulai ngantor, dengan cinta dan semangat acara bikin snack tetap dilakukan, buat memenuhi janji ke teman-teman dan sebagai camilan di jalan juga.
Sejak pagi juga janjian sama bapak tukang Ojek buat di jemput jam 20.00 malam nanti dan diantar ke Pompa Bensin di pinggir tol Karang Tengah, tempat menunggu teman-teman yang akan menjemput dengan bis. Tengah hari sempet tidur dan beristirahat disela nyambi kerja dari rumah .. teuteupp ya.

Pukul 20.05 pak tukang ojek sudah nunggu didepan rumah. Heuleuh si bapak, kenapa gag ngebunyiin bel.  Sudah siap sih, tinggal pake "peralatan perang".  Sekitar pukul 20.10 berangkatlah ke lokasi "menunggu",  masih agag lama sih, secara temen-temen baru berangkat jam 21.00 dari Senayan sebagai meeting point.  Sambil menunggu, bbm-an ke temen2 menanyakan kondisi jalanan.  Untungnya gag ngaret ya, tepat jam 21.30 an berangkatlah rombongan dari Senayan menjemput saya .. pukul 21.45-an terlihat wajah pak ketua di lokasi RA Karang Tengah sambil membawa payung .. rupanya hujan yang turun sejak saya tiba di RA masih terus turun dan cukup besar.
Kami mengambil jalur Jakarta – Cilegon – Pandeglang - Malingping – Bayah karena menurut info yang kami dengar jika ke Sawarna melalui jalur Pelabuhan Ratu tidak dapat dilalui oleh bus. Keluar tol Cilegon mulai terasa ketidaknyamanan perjalanan. Hal ini karena jalan arah Pandeglang-Malingping-Bayah luar biasa jeleknya. Beberapa kali teman yg duduk di kursi belakang terloncat dari tempat duduk dan beberapa kali pula berteriak mengingatkan supir untuk lebih hati-hati. Poor buat Imran, Ali dan Dismas yang duduk di kursi paling belakang beberapa kali terpental cukup tinggi, hanya bisa menggerutu dan kembali terpental .. maaf ya teman ..
Akibat supir yang kurang faham jalan, bus sempat tersasar sampai 3 kali dan akhirnya menjelang pukul 05.00 WIB tibalah kami di Desa Sawarna. Langsung menuju TKP : Homestay Ibu Widi. Hanya sempat beristirahat sebenta, lalu mandi dan sarapan.  Pukul 08.00 WIB "Anggota TK Ceria" sudah siap untuk memulai perjalanannya.
Hari ini rutenya adalah Goa Lalay - Legon Pari - Karang Taraje - Karang Bereum - Pantai Sepang. Pemandangan alam menuju Goa Lalay memanjakan mata.  Hamparan pematang sawah yang tumbuh subur, menyeberang sungai ... dan akhirnya tiba di spot pertama : Goa Lalay.
Goa Lalay adalah Goa yang terletak di tengah persawahan ... goanya cukup licin karena dialiri air sehingga kaki harus hati-hati melangkah. Dari Goa Lalay perjalanan berlanjut menuju Legon Pari. Tantangan trekking spot berikutnya lebih menantang adrenalin ... kami harus melintasi bukit ... tenaga banyak terkuras karena rute banyak mendaki dan ekstra hati-hati saat menurun. Tapi jalan bersama AGers memang oye ... karena tangan di depan dan di belakang selalu siap bergantian mengulurkan bantuan saat dirasa kaki berat untuk melangkah. Legon Pari akhirnya bisa dicapai ... Terhampar pantai yang masih sepi, bersih ... perahu-perahu nelayan ter onggok di tepi pantai. Ahhhhhhh rasa capai yang luar biasa terbayar oleh pemandangan indah di pantai, disempurnakan dengan sajian kelapa muda, hmmmm padanan yang sangat PAS.
Hanya 1 jam saja beristirahat dipantai ini, acara berlanjut dengan susur pantai. Dari semua perjalanan hari ini, susur pantai ini adalah yang terberat.  Panas matahari yang sangat menyengat, panjangnya pantai ditambah perut yang kelaparan karena belum makan siang, hati ini membatin "kapan sampainya ya .." hahahaa. Untunglah hati dihibur oleh pemandangan karang-karang pantai dan deburan ombak yang dengan indahnya memecah karang membentuk buih-buih putih ombak laksana awan putih "duh cantiknya". Karang Taraje, Karang Bereum dan Pantai Sepang akhirnya terselesaikan. Mission accomplish !

Tiba di homestay, setelah membersihkan badan, tanpa berlama-lama menunggu, kami langsung menyerbu makanan yang sudah disiapkan. Setelah makan siang, rasa lelah di kaki dan badan mulai terasa ... istirahat dan tidur jadi pilihan beberapa teman termasuk saya.  Niat untuk mengabadikan bulan yang katanya malam itu adalah bulan purnama terbesar terpaksa pupus kalah oleh rasa lelah dan kantuk yang luar biasa akibat malam sebelumnya yang tidak bisa tidur di bus, bahkan niat untuk hunting sunrise pun terlewat.
Esok pagi kami sudah siap-siap untuk cek out. Selesai sarapan, kamipun pamit dengan empunya rumah. Agenda hari itu adalah trekking ke air terjun Cikatomas sebelum balik menuju Jakarta. Info air terjun ini didapat dari Bapak Widi, si empunya homestay. Akhirnya berangkatlah kami berbekal surat sakti dari beliau yang ditujukan ke pak Lurah, tempat lokasi air terjun tersebut berada. Sampai di area menuju lokasi ternyata mobil tidak bisa masuk, sehingga diputuskan untuk menyewa ojek menuju desa tempat air terjun. Ternyata lumayan jauh, dan tajam mendaki.  Phuuiff, untung naik ojek. Sebagian teman tetap berjalan kaki, hebat n salut !! Berhenti di salah satu rumah penduduk, cari-cari info seberapa berat perjalanan ke air terjun.  Setelah mendengar info perjalanan kelokasi cukup berat, saya memutuskan untuk tinggal dan menunggu teman-teman yang tetap lanjut, tau dirilah, kondisi yang belum pulih dan tidak memungkinkan. Sambil menunggu teman-teman yang sedang menuju ke air terjun, kami pun ijin beristirahat di salah satu rumah yang kebetulan mempunyai saung di teras depan rumahnya. Salah satu hal yang sulit ditemui di Jakarta, bersosialisasi dengan penduduk setempat dengan ramah dan rasa kekeluargaan yang tulus tanpa rasa curiga.  Dan benar saja waktu 2.5 jam menunggu tidak terasa karena silih bergantinya penduduk yang menyapa dan singgah, serta mengobrol dengan kami. Hasil kebun pun mereka sediakan untuk kami cicipi, ketimun sampai dipaksa memakan nasi hahahhaaaa….
Ternyata perjalanan ke air terjun jauh lebih dasyat daripada susur pantai dan bukit di hari kemarin. Mereka pun memutuskan untuk tidak melanjutkan turun sampai ke air terjun karena medan yang semakin berat dan sangat berbahaya, yup air terjun ini memang masih belum begitu dikenal selain hanya oleh penduduk setempat sehingga jalur menuju lokasi masih sangat alami dan terjal.
Pukul 14.00 WIB, bus perlahan meninggalkan Desa Sawarna menuju Jakarta, terasa lengkap perjalanan kali ini karena diakhiri dengan makan malam di RM favorit RM Ibu Entin di labuan. Seafood nya benar-benar mak nyus, tak lupa otak-otak ikanpun diborong sebagai buah tangan. Menjelang pukul 23.00 WIB sampailah rombongan kembali di Jakarta.


3 komentar:

  1. wahhh udah tho ke Sawarna nya mbak?, seru kan yah, aku pengen kesana lagi nii, kurang puas moto2nya waktu itu :D

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. iya, seru bgtt. karang2-nya bgs bgt. tp kondisi kesana saat ini kurang nyaman, jalanannya rusak berat ..

    BalasHapus